BATU -- Pesatnya perkembangan sektor pariwisata di Kota Batu Jawa Timur ditangkap warganya dengan mendirikan rumah singgah atau homestay. Saat ini banyak warga Batu yang mendirikan homestay.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kota Batu Irwan Puja Yuliatno mengatakan menjamurnya homestay tersebut merupakan peluang usaha baru yang ditangkap warga.
“Hal itu merupakan peluang usaha yang pada intinya akan kami arahkan untuk mendukung sektor pendapatan asli daerah (PAD),” kata Irwan Puja kepada Bisnis, Selasa (5/3/2013).
Karena itu Satpol PP dalam hal ini tidak akan melakukan pengawasan yang ketat. Karena sesuai visi dari pemkot dalam upaya pengembangan pariwisata di Batu setiap desa wisata yang ada harus memiliki rumah singgah.
Keberadaan rumah singgah tersebut selain untuk mendukung desa wisata juga diharapkan bisa menjadi peluang bisnis baru bagi masyarakat. Sehingga sektor ekonomi di desa bisa tumbuh dan berkembang.
“Adalah wajar jika warga menangkapnya sebagai peluang usaha baru menyusul meningkatnya kunjungan wisata ke Kota Batu,” jelas dia.
Diantara desa yang saat ini marak berdiri homestay adalah Oro-Oro Ombo Kecamatan Batu. Berdirinya obyek wisata Batu Night Spectacular (BNS), Jawa Timur (Jatim) Park 1 dan 2 yang di dalamnya terdapat Museum Satwa, Batu Secret Zoo, dan Eco Green Park menjadikan warga menangkap peluang usaha melalui bisnis homestay.
“Saat ini homestay sedemikian mudah ditemui di Desa Oro-Oro Ombo,” ujarnya.
Hampir di setiap RT di desa tersebut telah tersedia homestay. Warga memperbaiki rumahnya untuk dijadikan homestay. Bahkan pertumbuhan homestay di Oro-Oro Ombo tergolong cukup pesat dalam satu tahun terakhir sudah sekitar 60 homestay berdiri.
Wisatawan utamanya dari kalangan keluarga lebih memilih homestay. Selain karena alasan lebih murah dibandingkan dengan menginap di hotel, juga dekat dengan obyek wisata.
Harga sewa per malam juga relatif murah. Harga sewa satu kamar sekitar Rp100.000 pada week day dan Rp150.000 untuk week end. Sementara untuk sewa satu rumah yang berisi tiga kamar pemilik homestay memasang tarif Rp400.000 untuk hari biasa dan Rp500.000 untuk akhir pekan. Khusus untuk malam tahun baru dan Idul Fitri harga sewa bisa naik dua kali lipat.
Para penyewa homestay sebagian besar berasal adalah wisatawan yang datang dari Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Banjarmasin. Keberadaan homestay juga telah membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga yang ingin menjadi pramuwisata.
Sekretaris Pengelola Informasi Pariwisata Kelompok Sadar Wisata (Pokdarta) Kota Batu Indarto mengataka homestay marak bermunculan di wilayah Oro-Oro Ombo dan sekitarnya. Kondisi ini memaksa pengelola home stay terus berinovasi.
“Inovasi menarik yang dilakukan oleh pengelola homestay diataranya adalah menggandeng peternak sapi perah di Oro-Oro Ombo dan sekitarnya untuk menjadi destinasi wisata perah susu sapi segar,” tambah dia.
0 komentar:
Posting Komentar